Sabtu, 20 Oktober 2012

ANALISIS JURNAL 3


ANALISIS JURNAL III


Tema              : Promosi penjualan yang baik membuat antimo bertahan. 
Judul              : Ksatria Tangguh di Ceruk Pasar
Pengarang    : Moko Apt
Tahun                        : 13 januari 2009 

Latar Belakang:

Antimo obat antimabuk. Mabuk darat laut dan udara. Minumlah sebelum bepergian
Antimo menggembirakan perjalanan Anda………
Lirik lagu iklan di atas begitu akrab di telinga, baik di media radio maupu televisi. Jingle iklan Antimo sudah begitu akrab di telinga bahkan di kalangan anak-anak, tepuk tangan khas Antimo sudah menjadi semacam permainan yang dilakukan secara berpasangan.

Nama Antimo sudah begitu melekat di hati masyarakat Indonesia. Produk ini nyaris tidak bisa terpisahkan dalam urusan perjalanan terutama perjalanan yang memerlukan waktu tempuh di atas 2 jam. Antimo sendiri adalah brand yang sejak tahun 1971 bisa dikatakan “tidak ada matinya”. Produk-produk obat sejenis boleh saja datang dan pergi, namun nama Antimo tetap berkibar di pasar obat perjalanan

.           Antimo merupakan produk andalan PT Phapros yang menguasai sekitar 92% pangsa pasar obat antimabuk di perjalanan. Ini terjadi karena Antimo masuk pasar lebih dari 37 tahun lalu dan termasuk produk pertama Phapros (Manopol, 2003). Dominasinya bahkan sulit ditandingi pesaing seperti Antimab (Zenith), Dimenhidrinat (Kimia Farma), Wisatamex (Konimex), Amocaps (Erela), dan Contramo (Erlimpex) (ISFI, 2007). Tampaknya Antimo tak memberi peluang tumbuhnya produk lain yang mengandung bahan aktif yang sama.Jika dilihat dari pemasarannya, Antimo merupakan contoh obat yang dipasarkan dalam ceruk pasar yang sempit. Bagaimana strategi marketing mix produk Antimo dalam kaitannya sebagai penggarap ceruk di pasar?

Maksud dan Tujuan :

Untuk mengetahui penerapan marketing mix yang dilakukan oleh PT Phapros dalam membangun brand awareness Antimo.

Metodologi :

Data dan Variabel
Data : Sekunder / Kuanlitatif
Variabel : Marketing Mix

KESIMPULAN.

Antimo tetap berjaya di ceruk pasar sejak pertama kali diluncurkan sampai sekarang karena menjadi pemenuhan kebutuhan dari masyarakat yang menginginkan perjalanan dengan nyaman tanpa gangguan mual atau muntah. Antimo memiliki produk yang berkualitas dan manjur, harga terjangkau, mudah diperoleh di barbagai tempat, dan berhasil merebut hati konsumen Indonesia dengan tepuk tangan dan jingle iklan khas Antimo sehingga brand awareness Antimo menjadi sangat kuat.

REKOMENDASI.

Prestasi besar yang telah diraih Antimo tidak berarti akan terus melekat sepanjang masa. Tentu kompetitor akan terus berinovasi suapaya bisa merebut pasar Antimo dan Phapros harus tanggap terhadap kondis yang demikian. Saat ini, kemasan strip yang dipakai adalah kemasan bening dari plastik yang tipis yang lembek dan “tidak bertenaga”. Mungkin diperlukan inovasi dalam hal kemasan yang lebih kokoh.
Di warung-warung kecil ternyata juga ada produk baru bernama Mentimo, produk kembang gula yang diproduksi oleh PT Inasentra Unisatya, Bogor. Jika dilihat sepintas baik warna kemasan, gambar kemasan, dan tag-line-nya “menyamankan perjalanan Anda” bisa dikatakan serupa dengan Antimo.

 Namun jika diihat komposisinya, sangat berbeda. Mentimo mengangkat mint + jahe + jeruk sebagai bahan baku dan tidak ada dimenhidrinatnya. Maka perlu diedukasi kepada penjualnya bahwa kedua produk adalah berbeda. Pernah terjadi di lapangan ketika konsumen akan membeli Antimo, ternyata ada penjual bertanya mau yang Antimo yang bentuk tablet atau Antimo permen, padahal Antimo permen tidak ada.


SUMBER :
http://moko31.wordpress.com/2009/08/30/strategi-marketing-mix-kopi-kapal-api/
http://moko31.wordpress.com/2009/11/22/evaluasi-hubungan-strategi-marketing-mix-dan-kepuasan-pelanggan-studi-kasus-pada-kuku-bima-ener-g/
http://moko31.wordpress.com/2009/01/13/antimo-ksatria-tangguh-di-ceruk-pasar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar